10 Sebab Senantiasa Merasa Miskin dan Kurang Harta
Ketahuilah bahwa semua rezeki itu dari Allah Ta’ala. Terkadang Allah
luaskan rezeki kepada seseorang, terkadang Allah sempitkan. Tugas kita adalah
menerima semua putusan Allah dengan sabar, syukur dan qana’ah (merasa cukup)
dengan apa yang Allah karuniakan. Inilah kunci kebahagiaan. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قد أفلحَ من أسلمَ ، ورُزِقَ كفافًا ،
وقنَّعَه اللهُ بما آتاهُ
“Sungguh beruntung orang yang sudah berislam, lalu Allah beri rezeki yang
secukupnya, dan Allah jadikan hatinya qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang
dikaruniakan kepadanya” (HR. Muslim no. 1054).
Namun kebanyakan kita terkalahkan oleh hawa nafsu sehingga merasa tidak
pernah cukup. Demikianlah umumnya manusia, betapapun banyak yang Allah berikan,
terasa tidak pernah cukup. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ
مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ
“Andai bani Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, maka dia akan
mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut bani Adam
kecuali tanah (yaitu kematian)” (HR. Bukhari no.6436 dan Muslim no.1048).
Terkadang, betapapun banyak yang Allah berikan, masih saja seseorang merasa
miskin dan kurang. Sehingga hidupnya tidak pernah bahagian karena terkungkung
oleh perasaannya yang senantiasa merasa kurang.
Maka, mari kita kenali sebab-sebab seseorang senantiasa merasa miskin dan
merasa kurang, semoga kita bisa merenungkan dan mengambil faedah darinya.
Seseorang akan terus merasa miskin dan kurang ketika:
1. Karena tujuan hidup dan ambisi
terbesarnya masih mencari dunia, bukan akhirat
Orang yang ambisi terbesarnya adalah dunia, Allah jadikan kefakiran di
depan matanya, ia merasa miskin terus. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ
اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ
يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ
نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ،
وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
“Barangsiapa ambisi terbesarnya adalah dunia, maka Allah akan
cerai-beraikan urusannya, Allah jadikan kefaqiran di depan matanya, dan ia
tidak mendapatkan dunia kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan baginya.
Barangsiapa yang ambisi terbesarnya adalah akhirat, Allah akan memudahkan urusannya,
Allah jadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam ia tidak
menyangkanya” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah
no. 950).
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
محب الدنيا لا ينفك من ثلاث : هم لازم و تعب
دائم و حسرة لا تنقضي
“pecinta dunia tidak lepas dari 3 hal: kegalauan yang terus-menerus,
keletihan yang terus-menerus, dan kekecewaan yang tiada berakhir” (Ighatsatul
Lahafan, 1/37).
2. Karena jahil terhadap ilmu agama
Ilmu membuat pemiliknya jauh dari cinta dunia, dan sadar bahwa akhirat
adalah tujuan. Allah Ta’ala mengisahkan tentang Qarun:
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ
قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا
أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar”. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi
ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu,
kecuali oleh orang-orang yang sabar“” (QS. Al Qashash: 79-80).
Orang yang berilmu akan paham kekayaan hakiki bukanlah kaya harta benda,
namun kekayaan hakiki adalah kaya hati. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ،
وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu adalah banyaknya harta benda, namun kekayaan yang
hakiki adalah kekayaan hati” (HR. Muslim no.6446, Muslim no. 1051).
3. Karena mengikuti bisikan setan dengan
melakukan maksiat dan berbuat bid’ah
Karena setanlah yang menakut-nakuti dengan kefakiran lalu menyuruh manusia
berbuat maksiat, bid’ah dan kesyirikan demi untuk mencari dunia. Allah Ta’ala
berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ
وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا
وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui” (QS. Al Baqarah: 268).
Orang yang terbawa oleh bisikan setan ini akan terus merasa kurang dan
kurang, sehingga akhirnya ia menjalani jalan-jalan yang haram untuk mendapatkan
harta.
4. Karena banyak bergaul dengan orang
kaya, kurang bergaul dengan orang miskin
Orang yang banyak bergaul dengan orang-orang kaya, yang memiliki harta
lebih banyak darinya, ia akan menganggap remeh nikmat Allah yang ia dapatkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ
وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا
نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang
berada di atas kamu, karena dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah
yang diberikan-Nya kepada kamu” (HR. Bukhari – Muslim).
Banyak bergaul dengan orang-orang yang miskin dan lemah akan melembutkan
hati dan menjauhkan jiwa dari cinta dunia. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu,
ia berkata
أنَّ رجلا شكا إلى رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ
عليهِ وسلَّمَ قسوةَ قلبِه فقال له إنْ أردتَ تَليينَ قلبِكَ فأطعمِ المسكينَ
وامسحْ رأسَ اليتيمِ
“Ada seorang yang mengeluhkan kerasnya hatinya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda kepada orang tersebut:
“Jika engkau ingin melembutkan hatimu, berilah makanan pada orang miskin dan
usaplah kepala anak yatim” (HR. Ahmad, 2/ 263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah
Ash Shahihah no. 854).
5. Kurang mensyukuri nikmat-nikmat yang
kecil
Jika hal-hal kecil tidak disyukuri, maka nikmat-nikmat yang besar tidak
akan disyukuri dan terus merasa kurang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَن لا يشكرُ القَليلَ لا يَشكرُ الكثيرَ
“Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada
nikmat yang banyak” (HR. Ahmad no. 18449, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’
no.3014).
6. Hati yang sakit dan mati
Sehingga tidak memiliki tawakkal, husnuzhan billah, qana’ah, syukur, dan
ibadah-ibadah hati lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepada Abu Dzar:
أَفَتَرى قِلَّةَ المالِ هو الفقرَ ؟ . قلتُ
: نعم يا رسولَ اللهِ ! قال : إنما الغنى غنى القلبِ ، و الفقرُ فقرُ القلبِ
“Apakah kalian menyangka kefakiran itu adalah kekurangan harta?”. Abu Dzar
menjawab: “iya wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kekayaan
hakiki itulah kekayaan hati, dan kefakiran itu adalah kefakiran hati” (HR. Ibnu
Hibban no.685, Al Hakim no. 7929, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib
no. 827).
Hati yang sehat akan merasakan ketenangan dan manisnya iman, tidak ada
perasaan susah karena kurangnya harta. Allah Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي
قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ
جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath: 4).
7. Kurang ibadah
Karena Allah menjanjikan orang yang banyak beribadah akan diberikan rasa
lapang di dada dan akan dicegah dari kefakiran. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يقولُ يا ابنَ آدمَ : تَفَرَّغْ
لعبادَتِي أملأْ صدركَ غِنًى وأسُدُّ فقرَكَ ، وإِنْ لَّا تفعلْ ملأتُ يديْكَ
شُغْلًا ، ولم أسُدَّ فقْرَكَ
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk
beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan akan Aku
tutup kefaqiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka akan Aku penuhi kedua
tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefaqiranmu’” (HR. At Tirmidzi no.
2466, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Maka perbanyaklah ibadah dan ikhlaslah dalam beribadah, niscaya Allah akan
berikan kecukupan.
8. Penghasilan atau pekerjaannya haram
Karena harta yang haram tidak ada keberkahan di dalamnya, semua yang
didapatkan akan terasa kurang dan sedikit kebaikannya. Contohnya harta riba,
Allah Ta’ala berfirman,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي
الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Allah menghancurkan harta riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al Baqarah [2]:
276).
Dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا يَدْخُلُ الجنةَ لحمٌ نبت من السُّحْتِ،
وكلُّ لحمِ نبت من السُّحتِ ؛ كانتِ النارُ أوْلَى به
“Tidak masuk surga, daging yang tumbuh dari harta haram. Setiap daging yang
tumbuh dari harta haram, maka api neraka lebih layak baginya” (HR. Ahmad
no.15284, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah[6/214]).
9. Tidak mau bekerja dan malas
Ketika seseorang tidak mau berusaha dan malas mencari rezeki bagaimana
mungkin ia lepas dari kefakiran? Maka bagi laki-laki, tidak boleh malas dan
enggan bekerja. Umar radhiyallahu ‘anhu:
يا معشر القراء (أي العباد) ارفعوا رؤوسكم،
ما أوضح الطريق، فاستبقوا الخيرات، ولا تكونوا كلاً على المسلمين
“Wahai para pembaca Qur’an (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepada kalian
(baca: bekerjalah!), sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan.
Dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman).
Para lelaki kaum Muslimin tidak boleh malas bekerja, karena mereka
bertanggung-jawab memenuhi nafkah keluarganya. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ القَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ
إلى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وفي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ علَى ما
يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ، وإنْ أَصَابَكَ شيءٌ، فلا
تَقُلْ لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَما
شَاءَ فَعَلَ، فإنَّ لو
تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang
lemah. Namun setiap Mukmin itu baik. Semangatlah pada perkara yang bermanfaat
bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam perkara tersebut), dan
jangan malas. JIka engkau tertimpa musibah, maka jangan ucapkan: andaikan saya
melalukan ini dan itu. Namun ucapkan: “qadarullah wa maa-syaa-a fa’ala (ini
takdir Allah, apa yang Allah inginkan itu pasti terjadi)”. Karena ucapkan
“andaikan…” itu akan membuka pintu setan” (HR. Muslim no. 2664).
10. Jarang berdoa
Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan banyak
doa-doa agar terhindar dari kefakiran. Diantaranya:
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ،
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran… ya Allah
aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur… tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Engkau” (HR. Abu Daud no.5092, dihasankan Al-Albani dalam Shahih Abu
Daud).
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam beliau biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan
kekayaan)” (HR. Muslim no. 2721, At Tirmidzi no. 3489, Ibnu Majah no. 3105,
Ibnu Hibban no. 900 dan yang lainnya).
Dan doa-doa lainnya yang berasal dari Al Qur’an dan Sunnah.
Maka pembaca yang budiman, mari kita kenali dan renungkan poin-poin di
atas, dan kita tumpas segera sehingga kita terbebas dari perasaan selalu miskin
dan selalu kurang.
Semoga Allah ta’ala memberi taufik.
**
Penulis: Yulian Purnama
Artikel: Muslim. Or.Id
Posting Komentar untuk "10 Sebab Senantiasa Merasa Miskin dan Kurang Harta"